SURAT SETORAN PAJAK (SSP

Mei 09, 2017
SURAT SETORAN PAJAK (SSP)

A. Pengertian Surat Setoran Pajak (SSP)
SSP adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke kas negara melalui kantor penerima pembayaran. 

Pembayaran pajak dapat di lakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:
        ·Membayar sendiri  pajak yang terutang
        ·Melalui pemotongan dan pemungutan oleh pihak lain
        ·Melalui pembayaran pajak di luar negeri
        ·Pemungutan PPN oleh pihak penjual atau oleh pihak yang di tunjuk pemerintah
        ·Pembayaran pajak lainnya, seperti:
  - Pembayaran pajak bumi dan bangunan (PBB)
  - Pembayaran bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB)
  - Pembayaran bea materai. 

B. Fungsi Surat Setoran Pajak
Fungsi Surat Setoran Pajak (SSP) adalah sebagai bukti pembayaran pajak apabila telah disahkan oleh pejabat kantor penerima pembayaran yang berwenang atau apabila telah mendapatkan validasi dari pihak lain yang berwenang. 

C. Unsur Pokok pada Surat Setoran Pajak (SSP)
Terkait dengan administrasi perpajakan bagi Wajib Pajak, demikian halnya dengan administrasi keuangan negara dalam APBN, dalam SSP terdapat beberapa unsur pokok yang dicantumkan. Adapun unsur pokok tersebut adalah sebagai berikut:
üNomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
üNama dan alamat Wajib Pajak;
üIdentitas Kantor Penerima Pembayaran;
üMata Anggaran Penerimaan (MAP)/Kode Jenis Pajak dan Kode Jenis Setoran;
üMasa Pajak dan/atau Tahun Pajak;
üNomor Ketetapan (untuk pembayaran: STP, SKPKB, atau SKPKBT);
üJumlah dan Tanggal Pembayaran;
üUraian pembayaran; dan
üNomor Transaksi Pembayaran Pajak (NTPP) dan/atau Nomor Transaksi Bank (NTB) atau Nomor Transaksi Pos (NTP).                   
      

D    D. Jenis-jenis Surat Setoran Pajak (SSP)
       
        1. SSP Standar
            SSP Standar adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak atau berfungsi untuk melakukan pembayaran (penyetoran) semua jenis pajak yang terutang melalui Kantor Penerima Pembayaran (KPP), yang belum terhubung secara online tapi masih berhak menerima pembayaran pajak, dan juga untuk penyetoran/pemungutan PPh Pasal 22 Bendaharawan dan atau PPN Bendaharawan, serta digunakan sebagai bukti pembayaran dengan bentuk, ukuran dan isi sebagaimana ditetapkan dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak (Per 01/PJ./2006).
         SSP Standar  dibuat dalam rangkap 5 (lima), yang peruntukannya sebagai berikut :
         1)Lembar ke-1  : Untuk Arsip Wajib Pajak;
         2)Lembar ke-2   : Untuk Kantor Pelayanan Pajak (KPP) melalui Kantor Pelayanan
                                      Perbendaharaan Negara (KPPN);
         3)Lembar ke-3  : Untuk dilaporkan oleh Wajib Pajak ke KPP;
         4)Lembar ke-4   : Untuk arsip Kantor Penerima Pembayaran;
         5)Lembar ke-5  :Untuk arsip Wajib Pungut atau pihak lain sesuai dengan ketentuan perundangan perpajakan yang berlaku.

       2. SSP Khusus
           SSP Khusus adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak terutang ke Kantor Penerima Pembayaran(KPP) yang dicetak oleh Kantor Penerima Pembayaran(KPP) dengan menggunakan mesin transaksi dan atau alat lainnya yang isinya sesuai dengan yang ditetapkan dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-01/Pj./2006, dan mempunyai fungsi yang sama dengan SSP Standar dalam administrasi perpajakan. SSP Khusus dicetak oleh Kantor Penerima Pembayaran(KPP) yang telah mengadakan kerja sama Monitoring Pelaporan Pembayaran Pajak (MP3) dengan Direktorat Jenderal Pajak.
          SSP Khusus dicetak :vpada saat transaksi pembayaran atau penyetoran pajak sebanyak 2 (dua) lembar, yang berfungsi sama dengan lembar ke-1 dan lembar ke-3 SSP Standar;vterpisah sebanyak 1 (satu) lembar, yang berfungsi sama dengan lembar ke-2 SSP Standar untuk diteruskan ke KPPN sebagai lampiran Daftar Nominatif Penerimaan (DNP). 

        3. SSPCP (Surat Setoran Pabean, Cukai dan Pajak dalam Rangka Impor)
            SSPCP adalah SSP yang digunakan importir atau wajib pajak dalam rangka impor.
         SSPCP dibuat dalam rangkap delapan yang diperuntukannya sebagai berikut:
      1)Lembar ke 1a. Untuk KPBC melalui penyetor
      2)Lembar ke 1b. Untuk penyetor
      3)Lembar ke 2a. Untuk KPBC melalui KPPN
      4)Lembar ke 2b dan ke 2c. Untuk KPP melalui ke KPPN
      5)Lembar ke 3a dan ke 3b. Untuk KPP melalui penyetor
      6)Lembar ke 4 untuk Bank Devisa  persepsi, Bank Perserpsi atau PT POS Indonesia

        4. SSCP (Surat Setoran Cukai atas Barang Kena Cukai dan PPN hasil tembakau buatan dalam negeri) 
            SSCP adalah SSP yang digunakan oleh pengusaha untuk cukai atas barang kena cukai dan PPN hasil tembakau buatan dalam negeri.
       SSCP di buat dalam 6 rangkap:
     1)Lembar ke 1a. Untuk KPBC melalui penyetor
     2)Lembar ke 2a. Untuk KPBC melalui KPPN
     3)Lembar ke 1b. Untuk penyetor
     4) Lembar ke 2b. Untuk KPP melalui KPPN
     5)Lembar ke 3 untuk KPP melalui Penyetor
     6)Lembar ke 4 untuk bank persepsi

           contoh bentuk formulir SSP
            
                   
   



Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.